Pemuda Masa Kini Pemimpin Masa Depan

 

Foto Dok. Penulis 


Menurut Fiedler (1967) Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dalam organisasi atau perusahaan.


Menyiapkan seorang pemimpin masa depan yang ideal untuk perusahaan atau organisasi merupakan sebuah prioritas yang sangat penting untuk dilakukan. Pemimpin yang baik akan bisa membuat organisasi atau perusahan yang ia pimpin semakin maju dan berkembang.


Menurut Prof. Husaini Usman (2020) dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan efektif : teori, penelitian, & praktik, menyatakan ada dua teori tentang sifat kepemimpinan, yang pertama, menyatakan bahwa sifat kepemimpinan merupakan bawaan dari lahir dan yang kedua adalah sifat kepemimpinan itu sesuatu yang harus dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam situasi dan kondisi tertentu. di artikel ini akan lebih fokus membahas tentang sesuatu yang harus dipelajari dan dikuasai oleh seorang pemimpin.


Membentuk skill kepemimpinan perlu dibangun untuk kesuksesan tim dan perusahaan/organisasi dimasa depan.


Dunia membutuhkan pemimpin yang bisa menginspirasi orang lain untuk mengikuti mereka. Untuk menjadi pemimpin yang baik, kamu perlu mengembangkan skill ini.


Bagaimana kamu menjadi pemimpin masa depan yang baik? Bacalah artikel ini untuk menemukan tujuh langkah menjadi pemimpin masa depan.


1.jujur

Kejujuran merupakan hal mendasar dan syarat mutlak bagi seorang pemimpin. Untuk menjadi seorang pemimpin masa depan yang baik harus bisa memegang amanat yang harus dijalankan sebaik mungkin.


Dengan memiliki sifat jujur, agar orang lain lebih percaya dan dapat bekerja dengan tenang dan aman. Sifat jujur juga yang menjadi kunci penting dalam mengembangkan sebuah organisasi.


2. Mempunyai Sifat Kreativitas yang Tinggi

Di zaman sekarang ini dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, kita dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi. kebuntuan dalam sebuah golongan/organisasi seringkali ditemukan, untuk itu. seorang pemimpin yang baik harus bisa mengatasi kebuntuan-kebuntuan yang sedang dihadapi oleh organisasi/golongan dengan jiwa kreatif nya.


3. Tidak sekedar memberi perintah

Menjadi seorang pemimpin masa depan yang ideal, kamu harus bisa memberi contoh kepada orang lain, dari mulai mengubah cara dalam berpikir ke arah yang positif dan kreatif, memberi contoh tentang berperilaku baik dan bisa memberi inspirasi terhadap orang lain agar bisa maksimal dalam menjalani tugasnya. Kamu harus bisa mendidik, melatih, berkomunikasi dengan efektif dan efisien. Jadilah mentor untuk para anggota, bukan hanya memberi instruksi tapi ajari mereka.


4. Minta masukan dan tanggapan tentang kepemimpinan Anda

Saran dan tanggapan dari anggota tim atau karyawan merupakan hal yang penting untuk menilai efektivitas dari kepemimpinan yang sedang kamu jalani. Mintalah kepada anggota tim atau karyawan untuk memberikan tanggapan dan masukan secara jujur tentang kepemimpinan kamu. Tanggapan dan masukan yang diberikan oleh anggota akan memberikan perspektif lain untuk dijadikan sebagai referensi untuk bisa berubah ke arah yang lebih baik


5. Kemampuan Retorika (keahlian             berbicara/komunikasi)

Seorang pemimpin harus bisa menguasai skill komunikasi yang baik agar bisa menyampaikan gagasan, pendapat ataupun ide dengan jelas. Bayangkan jika seorang pemimpin memiliki kemampuan komunikasi yang buruk, pasti para anggota/karyawan kebingungan dalam mencerna apa yang disampaikan, pada akhirnya organisasi/perusahaan yang ia pimpin tidak akan maju.


6. Terbuka dengan ide-ide dan gagasan baru

Seorang pemimpin masa depan yang ideal harus sadar bahwa perubahan selalu ada dihadapan mereka. Seorang pemimpin harus terbuka dengan ide-ide dan gagasan baru serta harus bisa berpikir alternatif dan juga kreatif. Ketika rapat misalnya, seorang pemimpin harus bisa mengakomodir ide dan gagasan yang dikeluarkan oleh para anggotanya karena setiap orang memiliki pemikiran yang unik dan beragam. untuk itu seorang pemimpin harus bisa mengamati perspektif unik dari anggotanya untuk kemudian dijadikan amunisi dalam meraih kesuksesan perusahaan/organisasi


7. Memiliki Critical Thinking

Seorang pemimpin harus berpikir kritis agar bisa berpikir secara logis dan mendalam sebelum akhirnya ia memberi keputusan yang paling tepat untuk perusahaan/organisasi nya. 



SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA 





Referensi:


Fred E. Fiedler and Martin M. Charmer, Leadership and Effective Management, (Glenview illinois: Scott, Foresman and Company, 1974).


 

Kepemimpinan Efektif: Teori, Kepemimpinan, dan Praktik. (2019). (n.p.): Bumi Aksara.


Narasi Kaderisasi



Ada dua persoalan filosofis menyangkut manusia secara ontologi yang seiring waktu semakin ditinggalkan oleh manusia itu sendiri. Dua persoalan tersebut ialah, apakah sejatinya manusia itu? Lalu untuk apakah suatu kehidupan diberikan kepada manusia?


Menjawab hal ini, para filsuf terdahulu selalu membedah esensi manusia melalui sudut pandang fenomonologis sebagai sebuah pendekatan, sehingga muncul beberapa ide tentangnya yang mencoba menerangkan subtansi Manusia sebagai makhluk sosial, hewan yang berpikir, sampai pada temuan hakikat manusia sebagai subjek yang terpisah dengan objek dalam suatu keadaan yang melingkupi keduanya (realitas dan ide).


Akan tetapi, benang merah terkait esensi manusia searah dengan beberapa subtansi yang ditemukan para filsuf yakni manusia merupakan pemimpin -pemimpin yang memiliki kekuatan untuk memberi pengaruh pada lingkungan yang mampu ia jangkau, kemudian daripada itu memiliki tanggung jawab yang terikat sebagai penjaga, pelestari, pelindung, penggerak, pengembang dan pemersatu. Manusia sebagai pemimpin tentu tercipta dengan tiga jalan yang terjelaskan secara teoritis maupun historis.

Bahwa kepemimpinan itu ada yang terbawa sejak lahir, dibentuk, dan yang paling baik adalah bakat yang diasah sehingga terbentuk kepemimpinan yang diidam-idamkan oleh filsuf Plato.


Secara umum telah terafirmasi bahwa kaderisasi merupakan suatu upaya transformasi nilai-nilai keilmuan, kepemimpinan, keorganisasian, dan nilai-nilai lain yang koheren.


Dengan kata lain, kaderisasi adalah wahana alternatif yang diciptakan oleh organisasi semata-mata untuk membentuk karakter individu yang berjiwa kepemimpinan, berwawasan, kritis, dan transformatif. Kemudian dalam afirmasi definisi lain mengenai kaderisasi yang dipahami sebagai turunan dari proses pendidikan, yang mana, pendidikan itu sendiri bertujuan untuk memanusiakan manusia maka kaderisasi setidaknya berjalan di atas poros humanisme yang tertanam spirit kebebasan berpikir serta hak-hak asasi lainnya yang harus dilindungi dalam konteks konstruksi ilmu demi mencapai penemuan jati diri sebagai manusia pemimpin.

Istilah kader yang diambil dari bahasa latin, kemudian ditafsir sebagai bingkai yang membatasi kebebasan individu, bahwa kebebasan yang dilindungi itu tidaklah bermakna sebebas-bebasnya melainkan kebebasan dengan batasan tertentu (hak), bertujuan untuk menjaga kader tidak bertindak melampaui batas dan mengarah pada malapetaka. Selain itu secara semiotik, pemaknaan atas kader ialah memberikan posisi awal yang sama bagi kader-kader individu untuk merangkak naik mencapai suatu tujuan yg mulia.


Esensi kaderisasi sebagaimana terjelaskan sebelumnya, seterusnya menjadi dasar dari urgensi kaderisasi dalam suatu organisasi. Bahwa keniscayaan kaderisasi pada setiap organisasi tidak lagi dapat ditentang.


Poin penting dari urgensi kaderisasi bagi semua organisasi dan organisasi mahasiswa secara khusus, terletak pada fungsi kaderisasi itu sendiri. Selain substansi, beberapa fungsi dari kaderisasi ialah rekruitmen, pembentukan, sampai pada penggambaran aktualisasi potensi individu yang dipandang sebagai subjek berpikir, berkesadaran, dan bertanggung jawab.


Kaderisasi sebagai bagian integral dari pendidikan, sangat bergantung pada paradigma yang kemudian menjadi kanalisator dari berlangsungnya kaderisasi. Sebagaimana T. Kuhn, memahami paradigma sebagai sesuatu yang akan diperoleh dari pengujian perilaku individu-individu masyarakat ilmiah yang telah ditentukan sebelumnya dan dipakai sebagai keseluruhan konstelasi keyakinan, nilai, teknik, dan lain-lain yang telah dilakukan oleh anggota masyarakat yang diakui.


Secara sederhana bermaksud sebagai pandangan dasar tentang pokok bahasan ilmu. Urgensi paradigma dalam proses pendidikan terletak pada fungsi yang dapat diberikan yaitu, memberi gambaran tentang apa yang akan diperoleh untuk semua hal yang dilakukan secara sengaja. Terkhusus kaderisasi, maka paradigma yang digunakan menjadi penentu bagaimana seorang kader terbentuk. Tentunya paradigma ini tidak boleh bertentangan dengan sistem nilai yang dianut oleh kelompok, tempat dimana dirinya menjadi subjek berpikir.


Kemudian melihat situasi global dimana kapitalisme mulai mendominasi banyak sistem dalam kehidupan bermasyarakat, kemajuan teknologi yang menawarkan banyak informasi dan cenderung mengarahkan proses berpikir menjadi bias nilai, sehingga mendesak peradaban menerima nilai-nilai liberal.


Akibatnya, konstruksi generasi penerus yang terjadi tidak lagi sesuai dengan kehendak pancasila yakni gotong royong. Dominasi kapitalisme ini memunculkan pihak-pihak "radikal" atau "kiri", yang pada dasarnya menganut sistem nilai tersendiri yang ditujukan untuk menentang ekspansi paham kapital namun tidak sejalan dengan apa yang dikehendaki pancasila. Hal tersebut mengancam keutuhan nilai persatuan dan kesatuan sebagai kelompok masyarakat berbangsa dan bertanah air yang sama.


Berbagai implikasi yang dinilai buruk dengan pancasila sebagai acuannya, haruslah dipikirkan secara radikal untuk memberikan tandingan yang setara demi menyelamatkan generasi-generasi pelanjut. Tidak hanya putus di organisasi mahasiswa, seorang kader memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab atas masa depan negara. Oleh karena kader-kader yang diberi perlakuan, ditanamkan kepadanya nilai-nilai untuk membentuk karakter ideal dari seorang subjek berpikir dan berkesadaran. Kader ideal yang berkemampuan menjawab tantangan global secara ideologis maupun akademis.



Penulis. Miopinus

Tentang Seekor Elang

 

Foto Dok. Penulis Cerita 

Pada suatu hari seorang petani menemukan sarang Elang  yang ditinggalkan oleh sang induk, ia mendapati satu telur yang masih hangat didalamnya. Si Petani melihat ke sekeliling, namun nampaknya tidak ada tanda-tanda dari sang induk, maupun para kawanan elang lainnya. Petani itu merasa khawatir akan nyawa burung elang kecil itu, dan akhirnya setelah menunggu beberapa lama ia memutuskan untuk membawa pulang telur itu ke ladangnya. Si Petani menaruh telur elang itu di sarang salah satu sarang ayam peliharaannya. Setelah dua Minggu telur itu menetas dan muncullah seekor bayi elang. Bayi elang itu kemudian di asuh oleh seekor induk ayam yang juga baru saja menetaskan telurnya. Maka elang itu tumbuh besar bersama dengan ayam-ayam lain yang hidup di ladang itu. Ia mencari makan di halaman, mencari biji-bijian dan berlindung di kandang ayam saat hujan. Sepanjang hidupnya, elang itu melakukan hal yang sama selayaknya apa yang ayam-ayam lain lakukan. Iya menghabiskan seluruh hidupnya didalam ladang dan jarang sekali menatap ke atas langit. Selain karena ayam-ayam lain tentu tidak melakukan hal itu, barangkali juga pemandangan langit bisa saja menjadi begitu asing bagi sang elang. Setelah hidup begitu panjang di ladang, yang hanya dikelilingi oleh sekumpulan ayam, ia merasa ganjil, ia nampaknya mulai tidak nyaman. Suatu waktu elang yang sudah sangat tua itu keluar dari kandangnya. Iya memutuskan untuk mengangkat kepalanya, dan mengamati pemandangan yang menakjubkan di atasnya. Langit biru yang luas itu seolah-olah mengisyaratkan kebebasan bagi para penghuninya. Ia melihat seekor elang  dengan gagahnya terbang tinggi di langit. Menyaksikan hal itu, sang elang yang sudah tua hanya bisa menghela nafas dan berkata dalam hati; "andai saja aku dilahirkan sebagai seekor elang" Barang kali, kau hanya memiliki satu kesempatan dalam hidup. Dan jangan pernah membiarkan orang lain yang menentukan apa yang bisa atau tidak bisa kau lakukan. Karena itu hanya tergantung padamu, itu adalah kuasamu. Kau dilahirkan sebagai seekor Elang tapi memutuskan untuk hidup selayaknya ayam. Hanya karena sekelilingmu tidak melakukan apa-apa yang dilakukan seekor Elang. Yang tidak kau ketahui adalah; kau mungkin adalah Elang itu, kau bisa saja Harimau, dan segala kekuatan dan kemampuan yang kau butuhkan untuk mewujudkan semua impianmu, sudah ada didalam dirimu. Hidup adalah definisi yang barangkali terus didaur ulang. Namun, itu sudah berakhir jika kau meyakini dan memutuskan untuk terus tinggal didalam kandangmu. Keluarlah, angkat kepalamu dan lihatlah ke atas langit. Belajarlah untuk mengepakkan sayapmu dan terbanglah. "Ada berjuta-juta mimpi yang bergelantungan di langit-langit biru itu".


Penulis. Ahzan.

Anggota Rayon Sunan Cendana

Komisariat STKIP PGRI Bangkalan.

Editor. Sahabat Minke.

PC PMII Bangkalan Bersama PC NU Bangkalan: Teguhkan Nilai-Nilai Ke Islaman

Foto Dok. Penulis Opini

     Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), merupakan organisasi kemahasiswaan yang berdiri pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya. Pendirian PMII dipromotori oleh kalangan muda Nahdhatul Ulama (NU) meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan bahwa mereka akan mengambil tindakan independen dari NU.

      Ide dasar berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bermula dari adanya hasrat kuat para mahasiswa Nahdliyin untuk membentuk suatu wadah (organisasi) mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) dan pastinya melalui berbagai tekanan baik dari kalangan NU itu sendiri ataupun kalangan tokoh tokoh yang ada pada saat itu. Tetapi, atas dasar kekompakan, semangat, dan kegigihan, sehingga PMII masih tegak, kompak, dan tetap memiliki insting yang kuat ketika ada kebijakan pemerintah yang tidak pro ke rakyat untuk menyuarakan hak hak rakyat hingga pada saat ini, namun penulis sangat menyayangkan PMII Kabupaten Bangkalan ada gejolak yang menurut penulis sangat tidak dapat di ambil hikmahnya.

        Kita ketahui bersama PMII Bangkalan sudah melaksanakan konfercab pada bulan Desember 2022 kemarin, bukan rahasia umum lagi pasca pelaksanaan konfercab kemarin banyak problematika yang terjadi khususnya di tubuh PMII Bangkalan itu sendiri sehingga mengakibatkan perpecahan yang sampai sekarang belum teratasi

          Asumsi penulis merasa banyak kepentingan senioritas dan juga kepentingan kelompok sehingga untuk menjaga hubungan antar rayon, komisariat khususnya di PMII Bangkalan untuk sekarang semakin sulit karena di kabupaten Bangkalan khususnya senior-senior yang bermain disana tidak ada yang dewasa, bisa dikatakan mereka lebih cenderung menjunjung tinggi egosentris dan tidak memikirkan keadaan kadernya sehingga kader PMII Bangkalan khususnya di kalangan rayon dan komisariat menjadi korban atas tindakan oknum oknum yang tidak bertanggung jawab itu, sehingga perpecahan di tubuh PMII Bangkalan tidak dapat dihindarkan lagi dan larut sampai saat ini.

        Mengingat dan Berbicara sejarah PMII dilahirkan dan tegak sampai saat ini karena kegigihan dan kekompakan mahasiswa Nahdlatul ulama pada saat itu , tetapi beda halnya dengan PMII Bangkalan pada saat ini, problematika yang terjadi di internal PMII sendiri saja belom selesai apalagi ingin menerapkan yang namanya three fungsi mahasiswa saya rasa tidak akan maksimal atau kemungkinan tidak akan berjalan.

       Maka seharusnya senior senior yang ada di kabupaten Bangkalan duduk bersama mencari solusi yang sekiranya tepat dan mempersatukan kembali kader kader PMII yang sebelum nya pecah karena efek dari problematika konfercab Pmii Bangkalan pada saat itu, dan mulai membangun soliditas dan bergerak bersama demi keutuhan dan kenyamanan warga negara Indonesia .

      Pada tanggal 16 Agustus 2023 bertepatan di masjid Martajasaah pesarean syaikhona Kholil PC NU Bangkalan mengundang seluruh Banom NU pada saat itu dan juga kader kader PMII Sekabupaten Bangkalan untuk melaksanakan apel kemerdekaan dalam rangka HUT RI ke - 78, saya kagum atas sikap PCNU pada saat itu di akhir acara PCNU memanggil para petinggi/ ketua yang sampai saat ini mengklaim dirinya sebagai ketua PC PMII ber foto bersama dan diikuti oleh seluruh kader PMII Sekabupaten Bangkalan.

Foto Dok. Ketua PC NU, Sekertaris PC NU, Ketua PC PMII Bangkalan.


         Semoga dengan tindakan dari PCNU Bangkalan pada saat itu bisa mereda atau bisa menyelesaikan problematika yang terjadi di badan Pmii Bangkalan itu sendiri dan semoga tindakan dari PCNU Bangkalan berkelanjutan baik dari PCNU atau pun senior yang ada di Pmii khususnya turun langsung untuk menengahi dan memperbaiki Pmii di Bangkalan khususnya.


Foto Dok. Bersama Ketua PC NU dengan Pengurus PC PMII Bangkalan.

Penulis. Imam Oke Oke
Kader PMII STKIP PGRI Bangkalan
Editor. Rifani


Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Foto Dokumentasi Penulis Opini


Manusia mempunyai kemampuan untuk melihat masa depan. Akal pikiran manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi yang diinginkan. Ilmu dan teknologi saling berkaitan erat karena tanpa ilmu tidak ada penerapan baru untuk teknologi dan tanpa teknologi tidak ada yang akan menikmati penemuan ilmu, jadi kita sebagai manusia harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kita tidak ketinggalan zaman.

perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya. Perkembangan teknologi dan informasi di dunia mengalami kemajuan yang sangat pesat, yang di tandai dengan kemajuan pada bidang informasi dan teknologi, dan bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang ikut terlibat dalam kemajuan media informasi dan teknologi, terutama dalam dunia pendidikan.

Dunia pendidikan telah mengalami perubahan signifikan seiring berjalannya waktu. Dulu, pendidikan terbatas pada ruang kelas dan buku teks, tetapi saat ini, perkembangan teknologi telah membawa transformasi mendalam dalam cara kita belajar dan mengajar, Sekarang dalam proses belajar pembelajaran tidak luput dari teknologi contohnya Handphone, komputer, proyektor dll. Hal ini membuat siswa dapat mudah untuk belajar.

Ilmu dan teknologi tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan dan ide-ide cemerlang bagi siswa. Sementara teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih. Di karenakan Peranan teknologi pada pembelajaran adalah memfasilitasi terbentuknya hubungan secara kolaboratif dan membangun makna dalam konteks yang lebih mudah dipahami.

Teknologi informasi dan komunikasi telah membuka pintu menuju pembelajaran jarak jauh dan sumber belajar daring yang melimpah. Keunggulan pembelajaran jarak jauh atau daring yakni Bisa menghemat biaya dan waktu, lebih praktis dan flexibel, pendekatan yang lebih sesuai, pengalaman belajar yang menyenangkan, lebih personal, mudah didokumentasikan, ramah lingkungan karena bisa mengurangi penggunaan kertas, dan yang terakhir alternatif selama social distancing.

Tetapi dibalik keunggulan pembelajaran jarak jauh atau daring ada juga kelemahannya yakni Terbatasnya akses internet. Jika siswa berada di daerah yang tidak mendapatkan jangkauan internet stabil, maka akan sulit bagi siswa untuk mengakses layanan tersebut, terkadang juga siswa apatis ketika pembelajaran hal ini dikarenakan saat proses belajar berlangsung siswa bisa melakukan aktivitas lain,Misalnya bermain game, membuka pesan masuk, atau membuka media sosial,sehingga siswa tidak memperhatikan materi yang di ajarkan guru.


Penulis. Khusnul

Anggota PMII Rayon Cakraningrat STKIP PGRI Bangkalan

Editor. Rifani 


PK PMII STKIP PGRI Bangkalan Gelar Sekolah Kepenulisan, Wujudkan Kader Ala Mahbub Junaidi.

 

Foto Dok. Kegiatan Sekolah Kepenulisan Bersama Pemateri.

Sekolah pelatihan penulisan esai dan berita ini dilaksanakan hari selasa pada tgl 15 agustus 2023. Yang mana pelatihan ini dilaksanakn karena rasa kepedulian terhadap kader-kader pmii saat ini untuk menciptakan kader yang berkualiatas. 

Bahkan ada salah satu senior PMII yaitu sahabat Alwin Faruq berpendapat tetang acara sekolah pelatihan penulisan esai dan berita terhadap kader pmii siang ini. Ia mengatakan “ Bahwa acara pelatihan penulisan ini sangat bagus dan bermanfaat untuk kader pmii khususnya kader pmii yang ada di Bangkalan, karena kader PMII saat ini sangat minim untuk menulis Sebagian lebih minat untuk membaca. Bahkan masih banyak kader yang kurang memahami betapa pentingnya menulis salah satunya untuk meningkatkan daya ingat kita”.


Untuk mengatasi dan menyadarkan kader-kader PMII saat ini bahwa literasi khususnya di bangkalan tepatnya di kader pmii daya tarik masih bisa dikatakan sangat minim sekali. Salah satu solusi dari ketidak minatan ini dengan adanya SKKP ini kader PMII sahabat-sahabat bisa belajar antusias dan bisa mengaktualisasikan ilmu lewat kegiatan ini. Dengan kegiatan ini kami bisa menyampaikan informasi dengan baik Dan juga bisa mencipatakan sebuah karya tulisan. Contohnya seperti: esai, artikel, makalah dll. 


“Dan solusi yang terbaik untuk menambahkan minat menulis yaitu dengan cara menfasilitasi media tulisan, menghargai dan memberikan dukungan terhadap hasil penulisan kader pmii”. Ungkap Samsul Arifin selaku senior PMII.  


Untuk memulai menumbuhkan kebiasaan yaitu dengan cara membaca karena dengan membaca kita akan lebih banyak mendapatkan informasi untuk nantinya kita tulis sehingga menghasilkan sebuah karya tulis.

 

Samsul arifin menegaskan “Jangan pernah membatasi imajinasi para kader-kader PMII. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam belajar menulis yaitu tidak perlu mengajarkan terlalu banyak tata bahasa saat kader pmii Baru memulai belajar menulis”. 


Dengan menulis kita akan belajar cara-cara mengembangkan ide-ide, menyeleksi, dan menyusun, menemukan cara yang sesuai untuk mengekspresikannya mengevaluasi Serta merevisi apa yang mereka tulis. Dengan demikian kita belajar menulis sehingga bisa mengembangkan bakat minat kita untuk berekpresi secara kreatif.


Penulis. Husnul, Hadori, Risma, dan Alda.

Editor. Rifani

Perempuan dan Pendidikan

 

Foto Dok. PenulisOpini.

                     

Organisasi PMII. Pergerakan mahasiswa Islam Indonesia merupakan organisasi ekstra kampus yang mencari solusi agar Indonesia lebih maju kedepannya, terutama yang berkaitan dengan masyarakat awam bagaimana kita bisa mengubah pola pikir mereka tentang pendidikan, khususnya pada kaum perempuan, yang mana banyak orang tua melarang anak perempuannya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, karna menurut mereka pendidikan tidak begitu penting, mereka hanya mementingkan anaknya mengahasilkan banyak uang, karena dengan begitu mereka di bilang. Dan para orang tua terjebak oleh pradigma yang seperti itu, apalagi mereka punya pemikiran yang sangat sulit untuk di rubah seperti,
"Perempuan maskipun berpendidikan tinggi pasti pada akhirnya kembali lagi ke dapur, kasur dan sumur". Nah, disitu hadir yang namanya organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) yang berusaha untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwasanya perempuan juga bisa setara atau berperan sama halnya laki-laki.

Secara garis besar pendidikan sekarang di bangkalan khususnya yang ada di ruang lingkup pedesaan tidak begitu penting bagi mereka, maka dari itu organisasi PMII pergerakan mahasiswa Islam Indonesia sangat berperan untuk bisa mengubah pola pikir tersebut, apalagi tanggung jawab mahasiswa sebagai agen perubahan.


Ada dua objek yang akan penulis sampaikan.

Pertama, tentang pendidikan yang sebagian masyarakat tidak mau menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi apalagi pada zaman modern ini yang mayoritas orang lebih mengedepankan uang dari pada pendidikan dengan beberapa keluhan, diantaranya; "kalau terus berpendidikan kapan dapat uang/sukses, mending bekerja dapat uang banyak dan tidak merepotkan orang tua". Ada juga yang ingin anaknya melanjutkan ke perguruan tinggi tapi terkendala oleh ekonomi yang biasanya orang tuanya berkata "Utuk dimakan saja sulit apalagi untuk biaya kuliah". Kira-kira seperti itu kalimat yang disampaikan oleh salah satu orang tua tetangga saya. 

Mengapa masyarakat punya pemikiran begitu? Karna kita sebagai mahasiswa tidak melakukan yang namanya pengayoman/pendekatan dan pengenalan kepada masyarakat. 

Kedua, tentang Mahasiswa. Mahasiswa sekarang sudah jauh berbeda dengan mahasiswa dahulu, mahasiswa dahulu ketika berprofesi sebagai mahasiswa mereka akan betul-betul berproses, baik di akademik maupun non-akademik. Mereka juga membuktikan bahwa proses mereka tidak mengecewakan ketika sudah lulus menjadi Sarjana, beda halnya dengan mahasiswa sekarang yang profesinya sebagai mahasiswa hanya sekedar formalitas. Mahasiswa sekarang lebih mengedepankan gaya hidup di bandingkan kebutuhan hidup, ketika ke kampus hanya gaya-gayaan, bersepatu, berseragam dan berdasi. Mereka lupa tuajuan utama kuliah padahal tujuan utamanya adalah berproses, membawa perubahan pada dirinya khususnya dan kepada sekitarnya pada umumnya. Sehingga ketika mereka lulus menjadi sarjana mereka kebingungan mau bekerja apa, melamar kerja kemana-mana tapi di tolak dari situ penyelan tiba pada dirinya.

Nah, ini yang menjadi daya minat masyarakat berkurang menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi, karna disitu pendidikan dan mahasiswa tidak mencerminkan hal-hal yang positif bagi mereka, apalagi pada era sekarang pendidikan di sertai dengan politik yang katakanlah mematikan. Seperti mendaftar biaya siswa, kita harus punya orang dalam, tidak ada orang dalam ditolak biasiswa, lulus biasiswa di bagi dua dengan orang dalamnya. Ini sangat parah, padahal menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.  

Dan mahasiswa Menurut Kartono dalam (Ulfah, 2010). Mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain : Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegansi.

Tapi sekarang tidak lagi seperti itu, Pendidikan dan mahasiswa tidak sesuai dengan harapan masyarakat, dan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang katanya ingin mencerdaskan anak-anak bangsa saya rasa sudah kadaluarsa.


Seharusnya mahasiswa ini memberikan ide-ide nya kepada masyarakat menyadarkan masyarakat bukan malah menjadi provokator masyarakat atau menjadi pemecah belah masyarakat.

Penulis. Abdurrahman

 Kader PMII Rayon Sunan Cendana STKIP PGRI Bangkalan.

Editor. Rifani