Solusi Apa yang Akan Diberikan Mahasiswa KKN STKIP?

Dari kiri, Syaiful Bahri (mantan ketua Rayon Sunan Cendana 2019-2020), Zahroh (ketua Kopri PK PMII STKIP PGRI BKL 2019-2020), Muhadi (mantan Wapresma STKIP PGRI BKL 2018-2019), Moh. Halim (mantan Gubernur Himpika 2018-2019)
Oleh: Badrut Tamam

Opini- Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat pada orang lain, sangat lekat kata-kata itu pada diri kita, saat diskusi selalu disisipkan melalui perspektif kita untuk memperkuat argumentatasi. Di bulan pertama tahun 2020 kampus STKIP PGRI Bangkalan meluncurkan mahasiswa dan mahasiswinya untuk berbagi ilmu pada masyarakat yang di kenal dengan kuliah kerja nyata (KKN), tentu mereka akan menemukan beraneka ragam perbedaan dengan kehidupan dibangku kuliahnya, benturan teka-teki karakteristik akan menjadi permainan dalam masa pengabdiannya dengan sejuta kejutan yang harus dipecahkan.

Peta jawaban dalam memecahkan teta-teki dari aneka ragam perbedaan sudah mereka (mahasiswa) pelajari pada saat kuliah, kini hanya implementasi dari hasil teori untuk memecahkan kejutan realitas.

Perguruan tinggi atau kita kenal dengan kampus tidak akan terlepas dari asas acuan pokok yang harus dijalankan oleh civitas kampus, yaitu tri dharma perguruan tinggi yang dibagi menjadi tiga macam. Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. hal tersebut harus dilaksanakan oleh perguruan tinggi supaya dapat mengkolaborasikan teori dan praktek. mengutip perkatakaan teman di warung kopi buat apa punya teori selangit tapi tidak bisa kebumikan. jadi secara garis besar akan sia-sia pinter tapi tidak bermanfaat.

Tulisan ini akan membahas dua sisi mahasiswa, pertama mahasiswa secara luas, kedua mahasiswa secari sempit karena dalam tulisan ini akan kami munculkan beberapa sosok tokoh internal kampus dan eksternal kampus, maka pembaca jangan kaget apabila nanti ada kegenitan kata. Penulis juga akan mengkaitkan tiga pokok mahasiswa yang akan diuraikan dibawah ini.

1. Penjawab masalah apa pembawa masalah.
Bulan Januari 2020 pengabdian mahasiswa-mahasiswi STKIP PGRI Bangkalan akan menemukan penilaian dari masyarakat Bangkalan, nama dan almamater STKIP PGRI Bangkalan mereka bawa dalam melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Tapi yang menjadi tanda tanya besar dalam benak penulis mampukah mereke memberi warna positif untuk kemajuan Bangkalan, melihat Bangkalan adalah kabupaten tertinggal dalam dunia pendidikan, tentunya harus menyebarkan virus positif para mahasiswa STKIP PGRI bangkalan.

Ada dua hal permasalahan yang di hadapi masyarakat Bangkalan yaitu pendidikan dan ekonomi, mahasiswa STKIP yang notabennya pendidikan dan ada pula jurusan ekonomi harus menjadi solusi, merubah paradigma masyarakat bahwa pendidikan sangat penting, sedangkan jurusan ekonomi tentu harus menawarkan konsep bagaimana memanfaatkan kekayaan alam dan berbisnis bersaing dengan masyarakat luar.

Ratusan mahasiswa ditaruh dibeberap titik Kabupaten Bangkalan, bekal konsep teoritis dibangku kuliah akan menjadi tolak ukur keberhasilan menjawab dua poblem yang telah saya paparkan di atas. keberhasilan membawa perubahan lebih baik terhadap masyarakat adalah harapan semua elemen masyarakat dan dosen karena almamater kampus jaminan perjalanan pengabdian pada masyarakat bangkalan.

2. PMII STKIP dan harapan masyarakat
para kader terbaik Pergerakan Mahasiswi Islam Indonesia (PMII) yang sudah duduk di pos strategis organisasi kampus dan ekstra kampus kini terpanggil kampus karena semester akhir melaksanakan pengabdian pada masyarakat disalah satu titik Bangkalan desa brekas dejeh ia adalah Syaiful Bahri (demisioner ketua rayon Sunan Cendana), zahroh (ketua kopri PK PMII STKIP PGRI Bangkalan), Muhadi (wapres demisioner), dan moh halim (gubernur demisioner PPKN).

Empat kader terbaik PMII tersebut menyandang dua marwah yang harus dijaga yaitu almamater kampus dan almamater PMII, walaupun mereka berangkat melalui tugas dari kampus nama PMII harus tetap dijaga karena banyak kader PMII yang sudah alumni dan masih ber-PMII di kampus lain. Etika dan budipekerti harus dikedepannya karena Bangkalan khususnya mengedepankan etika.

Secara teoritis mereka tidak usah diragukan karena biasanya selepas pulang kuliah mereka menyempatkan kajian (diskusi dan belajar) membicarakan perkembangan zaman bahkan zaman yang sudah silam dan kelam, pada malam haripun warung kopi juga dijadikan ngobrol ilmiah menawarkan gagasan-gagasannya, saya rasa tuntas kalau masalah teori, disamping mereka kadang turun kejalan melakukan demonstrasi tentu menghadapi poblem ekstrem hal biasa.

Ekonomi, pendidikan, nepotisme, dan ketimpangan sosial. Semua itu akan mereka temui salah satu dari empat poblem tersebut, tentu mereka harus respon terhadap empat poin di atas, dengan itu mereka akan menyusun strategi dimana mensinkronkan antara hasil dialektika untuk dijadikan realita. mereka terlahir dari lingkungan diskusi dan aksi menghadapi poblem diatas sudah lazim di kanca kabupaten, apakah mampu merubah konstruksi pemikiran masyarakat Brekas Dejeh, pada hari kedua puluh tiga hari nanti akan mengakhiri pengabdian pada masyarakat sekaligus prestasi atau kegagalan harus menjadi catatan dalam sejarah.

3. Pencapaian kalian ditunggu selesai KKN
dikatakan berhasil apabila pekerjaan sudan selesai dan hasil sesuai dengan harapan begitulah kiranya, saya diatas hanya berspekulasi panjang lebar, mulai poin pertama hanya megsinkronisasikan latar belakang kalian (mahasiswa) dengan teka-teki yang harus dipecahkan melalui kecerdikan berpikir dan ketangkasan bergerak.

Sejuta harapan masyarakat dan dosen mereka titipkan pada kalian yang menjalankan pengabdian, karena kalian kaum intelektual muda kata sowono adalah pembawa solusi hadir ketengah-tengah masyarakat dan membawa nama baik almamater kampusnya. Etika dan moral harus dijadikan prioritas.


*) Penulis adalah kader aktif PMII Sunan Cendana Komisariat STKIP PGRI Bangkalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar