Pesan Untuk Teman

Oleh : Anhar F.A

Perseteruan kaum adam
Yang katanya
berani berbicara didepan
Namun lebih suka berbicara dibelakang
Perseteruan yang tak perlu
Tak kunjung berlalu
Yang satu sibuk dengan mencari kawan
Yang satu sibuk mengejar wanita idaman
Yang satu sibuk dengan ketenangan
Dan yang satu hanya diam cari aman
Hingga mereka lupa
Apa arti pertemanan?
Kecam kan!
Jujur itu nikmat!
Kita memang anjing dimulut orang lain
Namun kita kucing dimulut kita sendiri
Dulu
saling caci, saling memaki
Itu sudah biasa
Namun kini hanya karena satu patah kata
Patahlah semuanya
Kepercayaan yang dirajut dengan penuh asa
Kini luntur tanpa diduga
Tatapan yang dulu biasa
Kini serupa elang menerka mangsanya
Dan kini tiba saatnya
Reformasi pertemanan.

Bangkalan, 19 - 09 - 2019

Sejarah singkat Rayon Sunan Cendana Komisariat STKIP PGRI Bangkalan.

Oleh: De' Ajeng


Rayon sunan Cendana adalah salah satu rayon dari dua rayon yang ada di komisariat STKIP PGRI Bangkalan.

Sebagai organisasi pengkaderan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang di singkat PMII selalu memiliki cara untuk membentuk kadernya menjadi kader yang berpotensi di segala bidang, mengacu pada Ad/ART Bab VI ayat 4 tentang tujuan PMII sendiri, oleh karenanya adanya rayon ini untuk mencetak kader yang bisa menjalankan tujuan dari PMII sendiri.

Rencana pembentukan rayon sudah terngiang dipikiran ketua komisariat periode 2013-2014 yang pada saat itu sebagai mandataris Ketua komisariat adalah sahabat Sukri, namun rencana itu hanya menjadi wacana belaka karena ada beberapa kendala hingga rayon pada periode tersebut tidak bisa di deklarasikan.

Pada periode selanjutnya 2014-2015 dimana pada saat itu yang menduduki sebagai ketua komisariat adalah sahabat Roni, wacana untuk membentuk rayon terlintas kembali, namun pada tahun itu, lagi-lagi rayon tidak bisa didirikan, lantaran kendala yang tak bisa di selesaikan.

Hingga pada periode tahun 2015-2016 rayon di STKIP PGRI Bangkalan bisa di deklarasikan, pada saat itu ketua komisariat STKIP PGRI Bangkalan di pimpin oleh sahabat Abdul Latif.

Pada hari Senin tanggal 7 Maret 2016, seluruh anggota PMII STKIP PGRI Bangkalan yang waktu itu masih ada tiga prodi, meliputi prodi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PPKn berkumpul di Tamam makam pahlawan Bangkalan.

Dalam diskusi ringan tersebut yang langsung dipimpin oleh sekertaris umum komisariat STKIP PGRI Bangkalan sahabat Baijuri Alwi, tanpa pikir panjang, baye sapaan akrabnya mengatakan bahwa sore ini akan membentuk rayon dengan menggabungkan tiga prodi, yaitu prodi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, PPKn.

Suasana sore yang begitu indah bersamaan dengan terbenamnya matahari yang biasa di sebut senja, diskusi tersebut berjalan dengan santai dan khidmat lantaran antusias anggota dengan kabar gembira pembentukan rayon yang selama ini di nanti-nantikan. Dimana adanya rayon nantinya bisa mampu memaksimalkan pengkaderan di PMII STKIP PGRI Bangkalan.

Setelah semua anggota sepakat dengan berdirinya rayon, dilanjutkan dengan mencarikan nama untuk bakal rayon tersebut.

Dari perkumpulan sore itu mencetuskan dua opsi untuk bakal nama rayon. Pertama di usulkan oleh sahabat Imam Faikli dengan opsi nama Ki Hajar Dewantoro dengan dalih STKIP adalah kampus pendidikan, sudah sewajarnya jika kader PMII bisa menjadi guru-guru yang profesional.

Kedua ada opsi dari sahabat Ridlwan yang mengusulkan nama Sunan Cendana dengan dalih sunan Cendana adalah salah satu tokoh penyebar agama islam di madura, oleh karenanya kader PMII harus selalu mengingat perjuangan tokoh tersebut yang membawa perubahan besar bagi madura, terlebih akan ajaran Ahlussunah Wal Jama'ah nya.

Dari perdebatan alot tersebut kader-kader PMII STKIP PGRI Bangkalan tersebut menyepakati satu nama yang akan menjadi nama Rayon yang meliputi tiga prodi tersebut, dan pada akhirnya opsi dari sahabat Ridlwan lah yang di sepakati pada diskusi hangat tersebut.

Nama Rayon Sunan Cendana sudah di sepakati, lanjut kepada siapa yang akan menjadi ketua Rayon pertama, diskusi semakin malam semakin asik, hingga ada satu nama yang keluar sebagai ketua Rayon Sunan Cendana untuk pertama kalinya, di tunjuk lah sahabat imam Faikli sebagai ketua Rayon Sunan Cendana yang pertama dengan sekertaris nya sahabati Mukaromah.

Dengan berjalannya waktu Rayon Sunan Cendana terus menerus melakukan kajian-kajian ilmiah, setiap hari Senin dan Rabu tak lepas dari kajian untuk menunjukkan eksistensi dari rayon itu sendiri.

Waktu terus berlalu namun hal tersebut tidak menggerus semangat kader Rayon Sunan Cendana, sahabat Ridlwan mencetuskan ide membuat logo untuk Rayon Sunan Cendana. Sampai saat ini logo tetap eksis dengan background merah putih dalam lingkaran berwarna hitam, buku terletak di tengah, logo PMII di atas buku, tulisan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebagai induk, dan tulisan Rayon Sunan Cendana sebagai nama identitas di bawah buku.

Hingga saat ini Rayon Sunan Cendana telah mempunyai lima pemimpin, dari yang pertama sahabat Imam Faikli periode tahun 2016-2017 di lanjut pada periode 2017-2018 oleh sahabat Suhaibin Sofa, periode 2018-2019 sahabat Heriyanto, periode 2019-2020 sahabat Syaiful Bahri dan saat ini periode 2020-2021 di pimpin oleh sahabat Fachrurrosi.

Jas merah (Jangan Lupakan Sejarah).

Sekali Bendera Dikibarkan Hentikan Ratapan dan Tangisan, Mundur Satu Langkah Adalah Bentuk Penghianat Terhadap Organisasi.


Salam Pergerakan

Mengenal Sosok Ketua Rayon Sunan Cendana keempat Sahabat Syaiful Bahri



Nama Syaiful Bahri pria kelahiran Lantek Timur Galis pada tanggal 16 Mei 1997, sosok Bahri ini mengenyam pendidikan di SDN Lantek Timur 01 Galis, MTS Nasyirul Ulum, SMA Raudlatul Ulum, nyantri di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Taman Sari Pakaan Dajah Galis, S1 di STKIP PGRI Bangkalan.

Saat berada di STKIP PGRI Bangkalan, Bahri pernah menjabat sebagai ketua Rayon Sunan Cendana, dimasa kepemimpinan nya banyak hal yang ia tempuh salah satu pencapaiannya saat menjadi ketua rayon adalah kegiatan keagamaan yang dimasa kepemimpinan sebelumnya tidak ada, seperti santunan untuk anak yatim, Isra' Mi'raj dan kegiatan keagamaan lainnya.


Salah satu terobosan baru yang di lakukan Bahri saat menjabat adalah lebih penekanan terhadap kader untuk kajian, baik mingguan, harian dan bulanan.

Namun hal itu tidak lepas dari keluh kesah setiap kepengurusan, hal yang menghambat dari program yang ia lakukan adalah kurangnya kompaknya kepengurusan kesolidan yang kurang ada di kepengurusan nya.

Pesan ketua Rayon Sunan Cendana ke empat

Harapan Untuk pengurus Rayon Sunan Cendana jangan baperan sudah waktunya untuk mengursi, jangan minta di urusi terus sudah waktunya tumbuh dewasa dan menjadi patron gerakan di internal Rayon Sunan Cendana, jadilah contoh yang selalu bersama,  bergandengan tangan jalin komunikasi yang baik.

Harapan

Untuk kader maupun anggota tingkatkan lagi belajarnya agar tumbuh kedewasaan kalian dan ketika menjadi pengurus kalian betul-betul siap dalam mengabdikan diri pada PMII, hingga mampu menjadi meneruskan perjuangan Rayon Sunan Cendana dan PK PMII STKIP PGRI Bangkalan.

Mengenal Ketua Rayon Sunan Cendana ke Tiga Sahabat Heriyanto



Nama Heriyanto biasa di panggil Heri, lahir di desa Lombang Dajah Blega pada tanggal 08 April 1994, mengenyam pendidikan pertama nya di SD Daleman Galis, SMPN 1 Galis, MA Al-Jaly, dan S1 di STKIP PGRI Bangkalan.

Pada saat kuliah di STKIP PGRI Bangkalan Heri mengambil jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, pada semester tiga Heri mengikuti organisasi ekstra Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Pada semester lima ia terpilih menjadi ketua Rayon Sunan Cendana mengganti Suhaibin Sofa.

Pencapaian saat ia menjadi ketua Rayon adalah menumbuhkan pemikiran kritis pada Kader PMII, dan hal itu tetap terlaksana hingga saat ini.

Terobos yang ia lakukan saat itu adalah pematangan kaderisasi yang di nilai kurang maksimal, dan memperkuat relasi ke komisariat di kabupaten Bangkalan.

Jika berbicara terobos pasti ada kendala dalam melaksanakan program nya, kendala yang ia rasakan adalah sulit untuk menyatukan persepsi kepengurusan hingga saat itu Heri terlihat bergerak sendiri.


Pesan Ketua Rayon Sunan Cendana ke tiga


1. Jangan membuang para pejuang sebelumnya.
2. Menjadi kader yang kreatif dan inovatif. Agar bisa berguna bagi tanah kelahirannya.

Mengenal Ketua Rayon Sunan Cendana yang kedua Sahabat Suhaibin Sofa



Nama Suhaibin Sofa lahir di desa lantek Timur Galis, lahir dari pasangan bapak Holla dan (ALM) Sofia pada tanggal 17 Februari 1995, pria yang saat biasa di panggil sofa ini mengenyam pendidikan SD di SDN Lantek Timur 01, SMP Al- Ibrohimy Galis, MA Al- Ibrohimy Galis, S1 di STKIP PGRI Bangkalan.

Sofa adalah ketua Rayon Sunan Cendana kedua menggantikan sahabat imam Faikli yang saat itu Rayon masih dalam status Rayon persiapan.

Tidak banyak yang di lakukan sofa saat ia menjabat sebagai ketua Rayon Sunan Cendana yang terkesan hingga saat ini adalah pencapaian menjadikan Rayon Sunan Cendana sebagai Rayon definitif, dengan keluh kesah yang amat sangat berat untuk mendapatkan SK definitif tersebut.

Terobos yang di lakukan sofa saat menjabat adalah untuk menjadikan kader PMII Rayon Sunan Cendana sebagai kader yang multifungsi, dengan mengadakan kajian tiap harinya.

Sofa hampir tiap hari menghampiri tiga tempat sekaligus, untuk mengontrol kajian yang dilaksanakan oleh kader dan pengurus Rayon Sunan Cendana.

Setiap hari nya ada tiga kajian di tiga tempat yang berbeda hingga membuat sofa harus meluangkan banyak tenaga untuk memajukan rayon dan mencetak kader yang berintelektual.

Kajian di masa kepemimpinan sofa memang sangat di rasakan oleh kader PMII rayon sunan Cendana, tema dari kajian tersebut diantaranya:

1. Kaajian keislaman yang menjadi mentori saat itu adalah sahabat Hoirus Soleh
2. Kajian hukum di mentori sahabat Makmur
3. Public Speaking di mentori sahabati Kholifah
4. Bahasa inggris di mentori sahabati Fatimatus Zahroh dan Siti Khotijah
5. Kewirausahaan di mentori sahabati Ismawati
6. Filsafat

Kendala di saat sofa menjadi ketua Rayon Sunan Cendana adalah kurangnya rasa kekeluargaan dari kepengurusan itu sendiri hingga hanya orang-orang itu saja yang bergerak dan aktif.

Pesan Ketua Rayon Sunan Cendana Yang kedua

Saya berharap rayon menjadi tempat untuk mengasah kemampuan diri setiap kader, bisa memberikan ilmu dan menumbuhkan skill yang dimiliki kader kedapan nya, Skill yang harus di bangun di rayon.

Kurangi Ego.

Mengenal Ketua Rayon Sunan Cendana pertama Sahabat Imam Faikli



Mengenal Ketua Rayon Sunan Cendana pertama Sahabat Imam Faikli

Nama Imam Faikli biasa di panggil Imam Faiq, Pria kelahiran Bangkalan 10 April 1995, lahir dari pasangan bapak Muharrom dan ibu hosna, mengenyam pendidikan SD di SDN Banyubunih 03, melanjutkan jenjang pendidikan di SMP Islam Bustanul Ulum, MA di Al- Ibrohimy Galis, melanjutkan kuliah S1 di STKIP PGRI Bangkalan.

Saat kuliah di STKIP PGRI Bangkalan Imam mengikuti organisasi ekstra Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Waktu semester tiga di amanati untuk menjadi ketua Rayon Sunan Cendana.

Waktu menjabat menjadi ketua Rayon Sunan Cendana yang pertama kali banyak keluh kesah yang di rasakan namun hal itu ia jadikan pembelajaran dalam hidupnya.

Saat menjabat pencapaian yang ia peroleh adalah pematangan kepengurusan Rayon, karena pada saat ia menjabat, rayon masih baru banyak hal yang harus ia tata. Untuk memajukan rayon sunan cendana lebih maju lagi ia mengikuti konsolidasi Forum Ketua Rayon (FKR) yang di laksanakan di Unsuri Sidoarjo.

Banyak terobos baru yang dilakukan imam saat menjadi ketua Rayon Sunan Cendana di antaranya: Merintis fokus kaderisasi melalui kajian perminggu, dan hal ini di laksanakan hingga saat ini.

Kendala yang dihadapi imam saat menjadi ketua Rayon Sunan Cendana adalah kurangnya pemahaman tentang kondisi rayon disebabkan, karna rayon masih baru terbentuk dan harus betul-betul merintis dari nol.


Pesan ketua Rayon Sunan Cendana pertama

Jangan melupakan sejarah rayon dari masa ke masa, cermati kondisinya lalu evaluasi yang kurang baik dan perbaiki di kepengurusan selanjutnya.
Yang terpenting, jangan selalu mengurus konflik, kalau ngurus konflik terus kapan ngurus kaderisasi nya.

Ingat! Rayon adalah jantungnya PMII sepanjang masa, khususnya PMII STKIP PGRI Bangkalan.

Dibawah Pohon Jati

Oleh: Irfan Yudi

Di bawah pohon jati
Aku tidak pernah merasakan sepi
Sepintas angin tertiup membuatku jadi ingin mengetuk
Bersama kicau burung perkutut semakin aku ingin mengetuk
Mengetuk hati yg lama tertutup.

Angin berhembus kembali,
tanpa kusadari ada hati yang menanti
Berusaha ingin memiliki
Namun hati ini seakan tak perduli
Terlalu mengejar hati yg tak pasti.


Sepuluh, 02, Februari 2020.

*) Penulis Adalah Kader Aktif Rayon Cakraningrat Komisariat STKIP PGRI Bangkalan.

Pemimpin Baru Gerakan Baru

Oleh: Syah

Sahabat Samsul Anwar terpilih sebagai mandataris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)  Rayon cakraningrat STKIP PGRI Bangkalan pada Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) 17 Januari 2020 lalu. Samsul Anwar terpilih secara aklamasi.

Sahabat Samsul Anwar ini adalah satu-satunya kader terbaik yang di miliki rayon cakraningrat STKIP PGRI Bangkalan sehingga tidak ada yang memberanikan diri untuk menyaingi dalam pemilihan ketua rayon periode 2020-2021.

Dalam kesempatan yang baik ini saya berbincang-bincang dengan pak yon mandataris cakraningrat tersebut yang bertempat komisariat PMII STKIP PGRI Bangkalan. pada waktu itu saya menyinggung tentang pembentukan time formatur, dalam menyusun pembentukan struktural kepengurusan Rayon selanjutnya di bawah pimpinannya.

Terbesit dalam pikiran saya untuk menanyakan dalam kepemimpinan pak rayon baru ini mau di bawa ke mana arah gerakannya dalam satu periode kedepan.

Ujar pak rayon Anwar sebutan akrab nya untuk menjadikan kader pmii di STKIP Bangkalan sesuai dengan yang di inginkan para leluhur pejuang kemerdekaan untuk kader PMII.

Sesuai dengan visi misi pak yon Anwar menjadikan Kader PMII yang cakap, bertanggung jawab, berilmu dan mengabdi terhadap masyarakat. Jadi ada 3 titik fokus yang di prioritaskan dalam ke pemimpinan nya yakni (meningkatkan intelektual kader, publik speaking, relasi).

Tiga poin tersebut yang di prioritaskan oleh ketua rayon mandataris untuk meningkat kualitas daya pikir dan publik speaking untuk kader PMII STKIP Bangkalan menuju lebih baik lagi, melihat perolehan yang diraih oleh kepengurasan sebelumnya sangatlah banyak dan sangat terasa oleh kader-kader PMII rayon cakraningrat sendiri.

Konsep seperti apa nantinya yang akan diberikan oleh pemimpin baru agar dalam kepemimpinannya bisa lebih baik lagi dari kepengurusan sebelum nya di masa nya pak rayon demisioner sahabat moh Sayadi. Meskipun dalam kepengursan sebelumnya yang menjadi pelopor dalam kebangkitan rayon cakraningrat tidak luput dari pak rayon terpilih sahabat Samsul Anwar.

Selaku ketua yang memiliki tugas dan wewenang berat, baginya tidak ada kata sulit dan berat dalam menjalani kehidupan sebagai ketua, rasa berat dan sulit itu ada apabila seorang pemimpin tidak bisa memahami karakter dari setiap anggota kepengurusan nya, akan terasa sulit jika kepengurusan nya tidak kompak, ucap pak Yon terpilih itu dalam bincang-bincang ringan sambil minum kopi di komisariat PMII sambil canda tawa.

Oleh karena itu kita harus membetuk kepengurusan yang solid, menjaga rasa kekeluargaan yang selama ini sudah terbangun, menginjak gas dan gerakan rayon cakraningrat yang semakin hari semakin menunjukkan taring nya dalam membentuk kader berkualitas dan juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap PMII, ujar pak rayon mandataris sahabat Samsul Anwar.

Tetaplah berdzikir, berfikir dan beramal sholeh melalui media taqwa Intelektual dan profesional guna terciptanya kebenaran ,kejujuran dan keadilan.

Dan dalam bincang asik tersebut pak Yon Anwar memberikan closing Statement yang manarik
 "Jadilah kamu orang yang saat dilahirkan semua orang tersenyum sedangkan kamu sendiri menangis dan di saat ajal menjemput semua orang menangis dan kamu sendiri tersenyum".

*) Penulis Adalah Kader Aktif Rayon Cakraningrat komisariat STKIP PGRI Bangkalan.

Sulit

Oleh: Anhar F.A

Kesehatan untuk kemaslahatan
Namun anggaran menjadi penghalang
Bagi setiap insan yang butuh akan pelayanan kesehatan
Dana dianggarkan milyaran
Hasilnya pun, tak signifikan
Kisruh di atas
Ricuh di bawah
Siapa yang salah?
Pemerintah, atau rakyat
Pelayanan dikaji dengan sedemikian rupa
Audiensi kemana-mana
Aspirasi, hanya didengarkan begitu saja
Bak sampah yang berserakan dimana-mana
Semua hanya angan-angan belaka
Lalu, pelayanan kesehatan itu milik siapa?

Bangkalan, 26-11-2019