Kala itu
Pagi menjelang siang
Hati yang pasif
Berubah menjadi sedikit lebih aktif
Karena serbuk sari yang membuat hati lebih generatif
Aku menemukan manusia jelmaan mawar
Dengan kelopak indah nan rupawan
Aku pun tersipu malu, bagaimana tidak tersipu malu
Jika melihat kedipan kelopak yang seperti itu
Ya...
Walaupun mawar itu menawan
Dia terlihat begitu gersang
Aku pun mencoba menyiraminya dengan air
Karena aku takut bila mawar itu mati kekeringan
Sungguh
Aku terbuai dengan raut malu nan senyummu
Kelopak yang menutupi seluruh kesedihanmu
Memancarkan kebahagiaan walaupun itu palsu
Iba rasanya bila membiarkanmu seperti itu
Biarkan aku menjadi petani mawar
Yang selalu menyirami mu tiap waktu.
Bangkalan, 29 September 2020.
*) Penulis adalah Kader PMII STKIP PGRI Bangkalan Prodi Bahasa Indonesia semester 5
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق