Benarkah Ilmu Logika untuk berpikir Rasional ?


 

Saat itu tanggal 19 Desember 2020 kami mengadakan kajian logika bersama sepuluh orang Angkatan kami yang hanya dihadiri oleh delapan orang yang di dampingi senior kami sahabat badrut Tamam. Sekitar jam 10.30 WIB kami pun bergegas memulai kajian itu dengan pembahasan yng pertama yaitu pengertian logika.


Logika berasal dari bahasa latin Logos yang berarti perkataan atau ucapan dan dalam bahasa lain disebut Mantiq yang berasal dari bahas arab nataqa yang berati sabda. Menurut Irving M.copy logika juga di sebut dengan ilmu yang membahas hukum atau metode untuk mengetahui penalaran yang salah ke yang benar, sedangkan Mantiq dalam kamus Munjid disebut hukum yang memelihara hati nurani dari pada berpikir benar. Tidak ada kebenaran yang perlu di bela, tidak ada kebenaran yang absolute selain ilmu matematika. 


Lantas buat apa kita belajar logika jika kebenaran itu tidak absolute? Kebenaran itu relatif benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Pun juga sebaliknya benar menurut orang lain belum tentu benar menurut kita. Jadi, dengan kita belajar logika kita bisa meneliti mana penalaran yang salah dan mana penalaran yang benar. Tetapi pada abad ke-2 imam Ibnu shalih dan imam nawawi menghukumi haram karna di khawatirkan orang-orang pada waktu itu tidak mampu akalnya, bahkan jumhur ulama hanya membatasi pada orang yang sehat akalnya dan mampu imannya.


Logika dapat di sistematisasikan menjadi beberapa golongan tergantung bagaimana cara kita meninjaunya. Jika dilihat dari segi kualitasnya logika dapat dibedakan menjadi logika naturalis dan logika artifisialis yang bertugas membantu jalannya logika naturalis dengan cara mempertajam, memperhalus serta menunjukkan jalan pemikiran agar logika kita dapat berjalan dengan teliti, efisien, mudah, dan aman. 


Jika dilihat dari metodenya logika terbagi menjadi dua yaitu logika tradisional dan logika modern, logika ini adalah cara pemikiran Aristoteles pada waktu itu dan pada abad ke-13 muncul lah pemikiran modern yang dimulai sejak Raymundus lullus menemukan metode baru logika yang disebut logika Ars Magna (logika modern). Sehingga jika dilihat dari dari objeknya logika lebih dikenal dengan logika formal dan logika material, nah disini biasanya logika formal lebih condong dengan pemikiran deduktif (umum-khusus) sehingga tidak ada pertengtangan dalam pemikiran dengan menggunakan hukum dan rumus-rumus dalam patokan pikiran benar.


Sedangkan logika material lebih biasanya memakai pemikiran induktif (khusus-umum) karna logika material ini lebih terfokus untuk mempelajari dasar-dasar persesuaian antara pikiran dan kenyataan. Cabang logika formal disebut juga logika minor sedangkan logika material dikenal sebagai mayor.


Asas asas pemikiran terbagi atau dapat dibedakan menjadi 3. yaitu pertama adalah asas identitas, ia merupakan dasar dari semua pemikiran bahkan pemikiran yang lain, bila kita beri rumusan akan berbunyi: "Bila proposisi ini benar maka benarlah ia".


Kedua ialah asas kontradiksi, asas ini mengatakan bahwa pengingkaran suatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya dan bila dirumuskan berbunyi: "Tidak ada proposisi yang sekaligus benar dan salah". 


Asa ketiga asa penolakan kemungkinan, asas ini mengatakan bahwasanya antara pengakuan dan pengingkaran adanya kebenaran terletak pada salah satunya, bila dirumuskan akan berbunyi: "Suatu proposisi selalu dalam keadaan benar atau salah". Perlu diketahui benar pada dasarnya adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan dan juga tidak ada pertentangan adanya persesuaian yang pertama dan yang kedua.


Pada pembahasan yang selanjutnya kami beralih pada pembahasan ILMU dan PENGETAHUAN. Tahukah anda bahwasanya ilmu dan pengetahuan itu berbeda, namun keduanya tidak bisa dipisahkan. Pengetahuan adalah sebuah keyakinan terhadap sesuatu tanpa adanya pengkajian lebih mendalam. Sedangkan ilmu sendiri adalah sebuah pengetahuan yang kebenarannya sudah di kaji. Seperti contoh misalkan kita mengetahui angka 2 lebih kecil daripada angka 3 dan kita akan membantah (tidak ragu) meskipun ada yang bilang berbeda, namun misalkan ada orang yang kita anggap lebih pintar dari pada kita lalu mengatakan yang bertentangan dengan pengakuan kita. Pada saat itu pula terdapat keraguan pada keyakinan kita, itu belum bisa dikatakan mengetahui karna masih ada keraguan/tidak yakin, dan akan dikatakan ilmu kalau kita sudah mendapat kepastian dan sudah mengkajinya ilmu tersebut.




Ilmu logika mengajarkan kita berfikir rasional dengan konsep-konsep kebenaran yang mutlak.



Di Tulis oleh : Lek Boy 

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق